🥎 Laporan Penerimaan Barang Kantor Disebut Juga
LAPORANTUGAS AKHIR PROSEDUR SEWA BARANG MILIK NEGARA BERUPA SEBAGIAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN DI KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) SURAKARTA Disusun Oleh : RINDA ROSHINTA D1516084 Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya ( A.Md.) Dalam Bidang Manajemen Administrasi.
FungsiPerawatan. Ternyata, sebuah departemen GA juga memiliki fungsi perawatan yaitu sebagai informasi, perawatan yang menjadi tanggung jawab GA ini meliputi beberapa aspek. Aspek yang tercakup meliputi gedung kantor (kebersihan, tampilan luar), lingkungan kantor (lahan parkir yang aman, halaman kantor dan/atau gudang yang memadai), kebersihan
Laporanlaba rugi ini juga dijadikan sebagai ajuan bagi kantor pajak untuk menentukan jumlah pajak yang akan dibebankan kepada perusahaan. Biaya atau beban pajak yang dikeluarkan akan menjadi indikator kerja di periode tertentu dan periode yang selanjutnya. Nah, di laporan keuangan laba rugi ini juga dibagi lagi menjadi 2 yaitu : Single Step
cLaporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang d Bukti. C laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi. School University of Jember; Course Title FEB 001; Type. Lab Report. Uploaded By AgentPuppyMaster2375. Pages 32 This preview shows page 22 - 25 out of 32 pages.
Pengujianini juga merupakan bagian dari pengujian atas pengendalian siklus pembelian yang melibatkan komponen laporan keuangan Persediaan, Property, Plants, and Equipments (PPE), Operating Expense, dan COGS. Dengan jumlah populasi lebih dari 250, tim audit mengambil 25 sampel penerimaan barang untuk diuji.
TranslatePDF. PERALATAN KANTOR A. PERLENGKAPAN KANTOR Perlengkapan kantor adalah barang-barang yang digunakan untuk menghasilkan suatu pekerjaan kantor sesuai dengan yang diharapkan. Perlengkapan kantor dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu barang bergerak dan barang tidak bergerak. 1. Barang Bergerak, terdapat dua jenis barang bergerak
Barangdari Kantor Pusat" dengan "Pengiriman Barang ke Kantor Cabang" dan saldo rekening-rekening pendapatan dengan biaya-biaya yang bersangkutan = yang diakui di dalam laporan perhitungan rugi-laba individual kantor pusat dan cabang, sebagai akibat (konsekuensi) kebijaksanaan sistem desentralisasi yang dilaksanakan.
Kartupersediaan barang harus dirapikan terlebih dahulu sebelum anda bisa. Laporan keuangan yang dianggap memperkuat penarikan suatu kesimpulan. Surat Laporan Orang Hilang / Selanjutnya kantor polisi Sebuah dokumen yang digunakan untuk mencatat kuantitas dan kondisi dari barang yang dikirimkan oleh pemasok; Laporan penerimaan barang kantor disebut juga.
Berikutini adalah contoh penerimaan kas perusahaan dagang: Pada tanggal 10/04/2021 PT Manajemen Keuangan Network menjual secara tunai 2 unit komputer bekas seharga Rp. 2.250.000 dengan nomor faktur FP-001. Pencatatan Jurnal dari transaksi penjualan tunai tersebut adalah sebagai berikut: (Debit) Kas Rp. 2.250.000. (Kredit) Penjualan Rp. 2.025.000.
qAlT. Untuk memastikan barang yang datang sesuai pesanan, kamu perlu menerapkan SOP penerimaan barang. Ketika kamu melakukan bisnis retail atau manufaktur, tentu kamu akan mendapat pasokan barang. Namun sebelum melangkah lebih jauh, kamu perlu memahami apa itu standar operasional prosedur atau SOP penerimaan barang. Mengutip dari Accounting Tools, SOP penerimaan barang adalah prosedur yang diperlukan untuk memeriksa dengan benar semua barang yang masuk. Kemudian menandainya dengan label dan mencatatnya sebagai barang yang telah diterima. Jika SOP penerimaan barang ini tidak dilakukan dengan benar, kamu akan menemukan bahwa catatan persediaan barang di gudangmu tidak akurat. Ketika catatan ini tidak akurat, kamu tidak mungkin dapat memenuhi pesanan pelanggan atau menjalankan operasi manufaktur dengan cara yang efisien. SOP penerimaan barang penting untuk diterapkan. Hal ini karena semua barang yang dibeli oleh bisnis memiliki fungsi tertentu, entah itu persediaan untuk digunakan secara internal atau persediaan untuk dijual kepada pelanggan. Pelacakan semua barang yang masuk ke gudang, dapat memastikan bahwa produk yang tepat diterima dan segera disimpan di tempat sesuai. Mengikuti prosedur penerimaan barang dapat membantu menjaga gudang yang efisien dan mengidentifikasi masalah apa pun dengan pemasok. Baca Juga Pahami 7 Manfaat SOP Ini agar Kamu Dapat Menerapkannya untuk Perusahaanmu SOP Penerimaan Barang dari Gudang Supplier Foto wanita mencatat persediaan barang. Sumber Saat kamu menerima barang, tentu kamu akan menerima barang dari gudang supplier. Barang-barang yang tiba tersebut perlu diinspeksi. Hal ini untuk mengecek apakah pesanan sesuai dan kualitas barangnya. Bisa jadi barang yang dikirim dari gudang supplier mengalami penurunan kualitas atau rusak dalam perjalanan. Dari hasil inspeksi, kamu dapat memutuskan mengembalikan barang atau tetap memprosesnya untuk penyimpanan di gudangmu. Kamu juga harus menginspeksi jumlah barang. Seberapa teliti kamu dapat memverifikasi jumlah yang diterima, kemungkinan akan bervariasi menurut berapa banyak paket yang datang dan seberapa penting isinya. Jika ada banyak paket dan ada banyak barang pada setiap paket, penghitungan lengkap akan menjadi proses yang sangat memakan waktu. Dalam kasus seperti ini, mungkin lebih baik menggunakan sampling untuk menentukan kuantitas yang diterima. Pengambilan sampel beberapa paket dapat dilakukan berdasarkan berat, dimensi fisik, atau jumlah individu. Kamu bisa menggunakan metode mana pun yang paling masuk akal untuk produk tertentu. Tergantung pada pentingnya produk dan tujuan penggunaannya, pemeriksaan kualitas mungkin tidak dilakukan selama proses penerimaan. Pada beberapa industri, misalnya produksi makanan, produk dapat diterima dalam keadaan karantina, untuk menjalani pengujian kualitas dan komposisi yang ketat. Biasanya, pemeriksaan kualitas yang dilakukan selama proses penerimaan, dilakukan untuk mengetahui kerusakan yang terjadi selama pengiriman. Berikut ini tahapan SOP penerimaan barang dari gudang supplier yang dapat kamu terapkan di gudangmu. 1. Sesuaikan Barang dengan Purchase Order SOP penerimaan barang yang pertama, yaitu sesuaikan barang yang diterima dengan purchase order PO. Kamu perlu memastikan barang yang terkirim ke gudangmu cocok dengan catatan dalam purchase order yang sudah kamu terbitkan sebelumnya ke supplier. Purchase order juga harus digunakan untuk memeriksa bahwa setiap item sesuai dengan deskripsi dan jumlah yang dipesan. Umumnya, kotak atau kardus packing barang akan memiliki deskripsi produk dan jumlah isinya. Menurut Safer Storage Systems, ada beberapa hal yang perlu kamu catat untuk setiap penerimaan barang baru. Berikut ini perinciannya Tanggal dan waktu barang logistik pengiriman dan pengemudi yang bertugas mengirimkan kesesuaian jumlah dan deskripsi barang dengan purchase setiap perbedaan yang nama personel yang melakukan pemeriksaan ini. Mempertahankan laporan yang akurat, sangat penting untuk pembukuan yang akurat. Jadi, kamu dapat menyelesaikan perselisihan apa pun yang mungkin timbul pada masa mendatang terkait barang atau supplier. Jika tidak ada purchase order atau catatan pesanan, tanyakan kepada supervisor divisi purchasing bisnismu sebelum menolak barang. 2. Periksa Kondisi Barang Foto karyawan di gudang. Sumber SOP penerimaan barang selanjutnya, yaitu periksa kondisi barang. Sebelum menerima barang, penting melakukan pemeriksaan kualitas untuk memastikan barang tidak rusak atau tidak berfungsi. Jika dalam jumlah banyak, bukan berarti kamu harus membuka satu per satu kardus untuk memeriksa barang. Jadi, coba ambil beberapa sampel untuk melihat kondisi produk. Periksa tanda-tanda kerusakan atau kesalahan produk. Pastikan semua barang seperti yang dijelaskan pada purchase order. Jika kamu menemukan barang rusak akibat pengiriman, catat tingkat kerusakan pada catatan konsinyasi. Setelah itu, segera beri tahu supplier dengan perincian masalah tersebut untuk membahas langkah selanjutnya. Misalnya, memperbaiki dari segi pengemasan agar barang tidak mudah rusak. Baca Juga 7 Tips Usaha Pre-order agar Produkmu Banyak Dibeli Pelanggan 3. Catat Barang ke Dalam Daftar Inventaris SOP penerimaan barang selanjutnya, yaitu catat barang-barang yang baru masuk ke dalam daftar inventaris. Masukkan barang yang telah kamu terima ke dalam sistem manajemen gudang sesegera mungkin, termasuk tanggal dan jumlah yang diterima. Hal ini akan memungkinkan stok untuk segera dialokasikan ke pesanan baru dari pelanggan. 4. Alokasikan Ruang Penyimpanan untuk Barang Ketika barang masuk sudah tercatat, jika kamu menjalankan bisnis retail, bisa langsung mengemasnya untuk pengiriman ke pelanggan. Jika di bisnis manufaktur, kamu bisa mendistribusikannya langsung ke bagian-bagian yang membutuhkan pasokan bahan baku. Penting untuk segera mengemas barang untuk pengiriman, agar memastikan tidak ada barang yang hilang atau rusak. Persediaan harus didistribusikan ke orang yang tepat dalam bisnis, atau dikemas di tempat biasa untuk diakses bila diperlukan. Untuk barang yang diterima sebagai stok, kamu perlu mengalokasikan ruang di gudang untuk penyimpanan sampai siap diambil untuk pesanan. 5. Beri Salinan ke Bagian Keuangan Langkah terakhir SOP penerimaan barang, yaitu kirimkan salinan nota konsinyasi yang ditandatangani dan diberi tanggal ke bagian keuangan. Informasi ini kemudian dapat dicocokkan dengan invoice dari supplier untuk memastikan pembayaran hanya dilakukan untuk barang yang benar-benar diterima. Baca Juga Pengertian BPOM, Fungsi, Hingga Cara Mendaftarnya Tips Penerimaan Barang dari Supplier Kini kamu sudah tahu bagaimana SOP penerimaan barang. Namun agar alur keluar masuk gudangmu lancar, kamu perlu tahu tips penerimaan barang dari supplier. Berikut ini terdapat sejumlah langkah yang dapat kamu integrasikan ke dalam proses penerimaan barang dari supplier di gudangmu. Hal ini untuk memastikan bahwa masalah dengan supplier ditangani dengan segera. Barang pun segera disimpan untuk menghindari penumpukan barang di lokasi penerimaan. Berikut ini sejumlah tips penerimaan barang dari supplier agar kegiatan ini berjalan efektif dan efisien. 1. Optimalkan Lantai Penerimaan Foto gudang barang. Sumber Apakah ruang atau lantai penerimaan barang dirancang untuk menyortir dan memeriksa pengiriman besar sebelum mencapai lantai gudang? Beberapa kesalahan, seperti salah barang atau salah hitung dapat terjadi, apalagi jika barang yang diterima dalam jumlah besar. Hal Ini tentu bisa dihindari. Kamu dapat memberdayakan karyawan dengan menyediakan ruang yang memadai dan alat tepat untuk mengatur area penerimaan barang. 2. Ruang Penerimaan Harus Bersih dan Teratur Selain mengalokasikan ruang yang cukup untuk pengiriman, jaga agar ruang penerimaan tetap bersih dan tertata dengan baik. Pastikan karyawan dapat dengan mudah mengakses kontainer atau mobil boks yang mengirimkan barang. Memiliki ruang terpisah untuk barang yang rusak, dapat mengurangi kekacauan dan merampingkan alur kerja di ruang penerimaan. 3. Gunakan Teknologi Real Time Tracking Dengan alat pemindai QR code, barcode, dan teknologi lainnya, pelacakan inventaris secara real time bisa menjadi mudah. Kamu perlu berinvestasi untuk mendukung gudangmu dengan berbagai teknologi ini. Jadi, kamu bisa menghindari salah hitung, kehilangan inventaris, dan barang yang salah dalam penyimpanan atau pesanan yang dikirim. Baca Juga Tertarik Bisnis Cacing Tanah? Begini Cara Budidaya yang Tepat 4. Lakukan Quality Control secara Berkala Foto karyawan bekerja di gudang. Sumber Kegiatan quality control sudah pasti harus masuk dalam SOP penerimaan barang. Namun kegiatan ini harus dilakukan secara berkala, bahkan ketika barang sudah masuk ke gudang. Jika bisa, kamu mempekerjakan satu atau lebih karyawan yang rutin melakukan quality control. Mereka dapat memeriksa keakuratan proses penerimaan dan penyimpanan barang. 5. Lakukan Bongkar Muatan dengan Cepat dan Aman Keselamatan adalah prioritas utama pada penerimaan barang. Adapun prioritas kedua, yaitu pembongkaran barang dengan cepat. Periksa berbagai alat angkut barang di gudangmu secara rutin untuk meminimalkan kerusakan dan penundaan. Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk membeli peralatan lebih canggih untuk mempercepat proses dan mengurangi beban karyawan. 6. Evaluasi Supplier Supplier yang tidak dapat diandalkan, tentu akan berkinerja buruk dengan jadwal pengiriman yang sering terlambat. Apalagi jika barang serta jumlahnya salah. Tidak peduli berapa lama kamu sudah bekerja sama bersama supplier, kamu harus bersikap tegas jika kinerja mereka memburuk. Kamu pun perlu punya daftar supplier cadangan yang sewaktu-waktu dapat kamu minta untuk menggantikan supplier lama. Baca Juga Cari Tahu Arti Supply Chain dan 5 Komponennya Bagi Bisnis Kamu Itulah penjelasan singkat mengenai SOP penerimaan barang. Semoga informasi ini bermanfaat dan bisnismu sukses!
Pembelian atau purchasing adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk pengadaan barang, material pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk kegiatan operasi selama periode tertentu. Pembelian merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan atas barang atau jasa yang diperlukan oleh perusahaan dan dapat diterima tepat pada waktunya dengan mutu yang sesuai serta harga yang menguntungkan. Pembelian merupakan salah satu fungsi penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan harga yang berlaku. Pembelian adalah usaha pengadaan barang-barang untuk perusahaan. Dalam perusahaan dagang pembelian dilakukan dengan dijual kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang, sedangkan pada perusahaan manufaktur pembelian dilakukan dengan merubah kembali dengan merubah bentuk. Berikut definisi dan pengertian pembelian dari beberapa sumber buku Menurut Aliminsyah dan Padji 2003, pembelian adalah harga pembelian harga pokok barang dagang yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Menurut Mulyadi 2016, pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Menurut Galloway, dkk 2000, pembelian adalah pengadaan material dan part pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat. Fungsi dan Tanggung Jawab Pembelian Menurut Brown 2001, fungsi pembelian adalah sebagai berikut Pembelian memiliki tanggung jawab untuk mengelola masukan perusahaan pada pengiriman, kualitas dan harga yang tepat, yang meliputi bahan baku, jasa dan sub-assemblies untuk keperluan organisasi. Berbagai penghematan yang berhasil dicapai lewat pembelian secara langsung direfleksikan pada lini dasar organisasi. Dengan kata lain, begitu penghematan harga dibuat, maka akan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap struktur biaya perusahaan. Sehingga sering dikatakan bahwa penghematan pembelian 1% ekuivalen dengan peningkatan penjualan sebesar 10%. Pembelian dan suplai material mempunyai kaitan dengan semua aspek operasi manajemen. Menurut Assauri 2008, tugas pembelian adalah untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan pada waktu, harga dan kualitas yang tepat. Adapun tanggung jawab bagian pembelian adalah sebagai berikut Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan-bahan agar rencana operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut pada tingkat harga yang perusahaan akan mampu bersaing dalam memasarkan produknya. Bertanggung jawab atas usaha-usaha untuk dapat mengikuti perkembangan bahan-bahan baru yang dapat menguntungkan dalam proses produksi, perkembangan dalam desain, harga dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi produk perusahaan, harga dan desainnya. Bertanggung jawab untuk meminimalisasi investasi atau meningkatkan perputaran turn over bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan ke dalam perusahaan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi. Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan menyelidiki data dan perkembangan pasar, perbedaan sumber-sumber penawaran supply dan memeriksa produk supplier untuk mengetahui kapasitasnya dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan. Sebagai tambahan, kadang bagian pembelian bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli setelah diterima dan bertanggung jawab atas pengawasan persediaan. Prinsip Dasar Pembelian Menurut Indrajit dan Djokopranoto 2003, prinsip dasar yang dijadikan pedoman dalam melakukan hal-hal pokok dalam pelaksanaan fungsi pembelian yang perlu dijadikan pedoman atau acuan, adalah sebagai berikut The Right Price. The right price merupakan nilai suatu barang yang dinyatakan dalam mata uang yang layak atau yang umum berlaku pada saat dan kondisi pembelian dilakukan. The Right Quantity. Jumlah yang tepat dapat dikatakan sebagai suatu jumlah yang benar-benar diperlukan oleh suatu perusahaan atau perhotelan pada saat tertentu. The Right Time. The right time menyangkut pengertian bahwa barang tersedia setiap kali diperlukan. Dalam hal ini persediaan barang haruslah diperhitungkan karena jika ada persediaan barang tentunya ada biaya perawatan barang tersebut. The Right Place. The right place mengandung pengertian bahwa barang yang dibeli dikirimkan atau diserahkan pada tempat yang dikehendaki oleh pembeli. The Right Quality. The right quality adalah mutu barang yang diperlukan oleh suatu perusahaan sesuai dengan ketentuan yang sudah dirancang yang paling menguntungkan perusahaan. The Right Source. The right source mengandung pengertian bahwa barang berasal dari sumber yang tepat. Sumber dikatakan tepat apabila memenuhi prinsip-prinsip yang lain yaitu the right price, the right quantity, the right time, the right place, and the right quanlity. Jenis-jenis Sistem Pembelian Menurut Suarsana 2007, terdapat beberapa sistem atau cara yang biasa digunakan dalam kegiatan pembelian, yaitu sebagai berikut a. Sistem Kontrak Sistem pembelian barang untuk bahan makanan terutama jenis sayuran, buah-buahan dan makanan yang musiman adalah dengan mempergunakan surat perjanjian kontrak. Kontrak dilakukan dengan satu supplier atau lebih. Dalam surat kontrak ditekankan dalam mengenai kualitas, kuantitas dan harga barang. Masa berlaku surat kontrak untuk bahan makanan bisa mencapai 3 atau 6 bulan dan pembayarannya tetap dilakukan setiap bulan. b. Sistem Harian dan Bulanan Pihak perusahaan atau hotel bisa dengan bebas membeli barang-barang keperluannya dari beberapa supplier atau dari beberapa toko supermarket yang ada di sekitarnya. Dengan cara seperti ini pihak hotel tidak perlu melakukan sebuah analisa yang terlalu ketat terhadap kinerja dari beberapa supplier untuk dipilih. Cukup dengan berbelanja pada toko terdekat, toko swalayan bahkan pasar tradisional yang harganya lebih murah, baik secara kontan maupun secara utang bulanan. Namun sistem dan prosedurnya harus tetap sama yaitu dengan mencari informasi dimana toko atau supermarket dan pasar yang kualitas dan harga barangnya paling murah. c. Pembelian secara kontan Di bagian pembelian sebuah hotel pada umumnya menyiapkan uang kas yang jumlahnya tidak terlalu banyak yang disebut dengan kas kecil atau petty cash. Kas kecil ini dipergunakan untuk membeli barang keperluan operasional hotel, terutama bahan makanan keperluan dapur yang sering diminta secara mendadak. Pembelian dengan cara kontan dengan menggunakan kas kecil dilakukan untuk membeli bahan makanan atau minuman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Hal seperti ini sering dilakukan pada saat gudang atau bagian dapur kehabisan bahan makanan yang sangat diperlukan pada saat itu juga. Pembelian secara kontan tidak dapat dilakukan setiap hari, tetapi hanya dilakukan jika keadaan sangat mendesak dan disinilah peranan seorang buyer atau driver dibagian pembelian sangat diperlukan kemampuannya. Fungsi Terkait dalam Sistem Akuntansi Pembelian Sistem akuntansi pembelian digunakan untuk melaksanakan pengadaan barang kebutuhan perusahaan. Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian adalah prosedur permintaan pembelian, prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok, prosedur order pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur pencatatan utang, dan prosedur distribusi pembelian. Menurut Supriyono 1999, fungsi-fungsi terkait dalam sistem akuntansi pembelian adalah sebagai berikut Fungsi Produksi. Fungsi produksi bertanggungjawab atas aktivitas yang berhubungan dengan jenis, jumlah, dan kapan bahan tersebut akan diperlukan dalam proses produksi. Fungsi Gudang. Fungsi gudang bertanggungjawab untuk mengajukan permintaan pembelian bahan baku sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. Untuk barang-barang yang langsung dipakai tidak diselenggarakan persediaan barang di gudang, permintaan pembelian diajukan oleh pemakai barang. Fungsi Pembelian. Fungsi pembelian bertanggungjawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. Fungsi Penerimaan Barang. Fungsi penerimaan barang bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi ini bertanggungjawab untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari transaksi return penjualan. Fungsi Akuntansi. Fungsi akuntansi bertanggungjawab atas pencatatan yang berhubungan dengan transaksi persediaan bahan baku dan fungsi pencatat utang. Dalam sistem akuntansi pembelian fungsi pencatat persediaan bertanggungjawab untuk mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan, sedangkan fungsi pencatat utang bertanggungjawab untuk mencatat transakasi pembelian kedalam register bukti kas keluar. Alur Prosedur dalam Sistem Akuntansi Pembelian Menurut Mulyadi 2016, sistem, alur dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi pembelian digambarkan dan dijelaskan sebagai berikut a. Prosedur permintaan pembelian Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang-barang yang langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian. b. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan. Perusahaan seringkali menentukan jenjang wewenang dalam pemilihan pemasok sehingga sistem akuntansi pembelian dibagi menjadi sebagai berikut Sistem akuntansi pembelian dengan pengadaan langsung. Dalam sistem akuntansi pembelian ini, pemasok dipilih langsung oleh fungsi pembelian, tanpa melalui penawaran harga. Biasanya pembelian dengan pengadaan langsung ini meliputi jumlah rupiah yang kecil dalam sekali pembelian. Sistem akuntansi pembelian dengan penunjukan langsung. Dalam sistem akuntansi pembelian ini, pemilihan pemasok dilakukan oleh fungsi pembelian, dengan terlebih dahulu dilakukan pengiriman permintaan penawaran harga kepada paling sedikit tiga pemasok dan didasarkan pada pertimbangan harga penawaran dari para pemasok tersebut. Sistem akuntansi pembelian dengan lelang. Dalam sistem akuntansi pembelian ini, pemilihan pemasok dilakukan oleh panitia lelang yang dibentuk, melalui lelang yang diikuti oleh pemasok yang jumlahnya terbatas. c. Prosedur order pembelian Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirim surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan misalnya fungsi penerimaan, fungsi yang meminta barang, dan fungsi pencatat utang mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan. d. Prosedur penerimaan barang Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas, dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut. e. Prosedur pencatatan utang Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang. f. Prosedur distribusi pembelian Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebit dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen. Dokumen-dokumen Dalam Sistem Akuntansi Pembelian Menurut Mulyadi 2016, dokumen-dokumen terkait yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian adalah sebagai berikut Surat Permintaan Pembelian. Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti yang tersebut dalam surat tersebut. Surat permintaan pembelian ini biasanya dibuat dua lembar untuk setiap permintaan, satu lembar untuk fungsi pembelian, dan tembusannya untuk arsip fungsi yang meminta barang. Surat Permintaan Penawaran Harga. Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang tidak repetitif yang menyangkut jumlah rupiah yang besar. Surat Order Pembelian. Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih. Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pembelian yang dikirimkan kepada pemasok sebagai order resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Laporan Penerimaan Barang. Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jensi, spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian. Surat Perubahan Order Pembelian. Perubahan terhadap isi surat order pembelian terkadang diperlukan dari yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian substitusi atau hal lain yang bersangkutan dengan perubahan desain atau bisnis. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan surat perubahan order pembelian. Bukti Kas Keluar. Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur mengenai maksud pembayaran. Daftar Pustaka Aliminsyah dan Padji. 2003. Kamus Istilah Akuntansi. Bandung Yrama Widya. Mulyadi. 2016. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta Salemba Empat. Galloway, L., dkk. 2000. Operation Management in Context. Great Britain Butterworth-Heinemann. Brown. 2001. Pengertian Pembelian. Jakarta Elekmedia Komputindo. Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta Universitas Indonesia. Indrajit, dan Djokopranoto, R. 2003. Konsep Manajemen Supply Chain, Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. Jakarta Grassindo. Suarsana, Nyoman. 2007. Siklus Pengadaan Barang Aplikasi di Perhotelan dan Restoran. Yogyakarta Graha Ilmu. Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya. Yogyakarta BPFE.
Contoh Pencatatan Jurnal Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pahami apa itu pengertian jurnal penerimaan kas cash receipt journal dan jurnal pengeluaran kas cash disbursement journal , perbedaan format di antara keduanya serta contoh pencatatan atau penerapannya yang akan dijelaskan oleh Blog Mekari Jurnal. Dalam suatu perusahaan tidak lepas dari jurnal penerimaan dan pengeluaran kas. Keduanya sangat penting untuk disajikan secara benar dan tepat. Jurnal penerimaan ataupun pengeluaran kas merupakan bagian dari jurnal khusus yang berfungsi untuk mencatat transaksi berulang. Dengan demikian, arus kas suatu perusahaan ataupun lembaga dapat dilaporkan dan terawasi. Pertama-tama, mari kenali pengertian masing-masing jurnal penerimaan dan pengeluaran kas Penerimaan Kas Pengertian jurnal penerimaan kas cash receipt journal adalah salah satu jenis jurnal yang memuat berbagai catatan terkait kas yang masuk. Dari mana pun sumbernya, harus dicatat dengan jelas. Penerimaan umumnya berasal dari sumber utama yang beragam. Adapun sumber penerimaan yang utama dalam sebuah usaha diantaranya seperti Penjualan produk secara tunai Modal yang ditanamkan atau diinvestasikan oleh pemilik usaha Piutang yang sudah dibayar tunai Penjualan aset secara cash Penerimaan sewa, dividen ataupun bunga Pinjaman tunai dari Bank, perorangan ataupun lembaga keuangan lainnya Pengeluaran Kas Sebagaimana umumnya, dalam sebuah usaha selain ada penerimaan tentu ada pengeluaran. Apabila penerimaan menambah jumlah kas, maka pengeluaran adalah kebalikannya. Dari setiap pengeluaran tersebut, harus dicatat dalam jurnal pengeluaran kas. Keberadaan jurnal penerimaan dan pengeluaran kas akan selalu beriringan. Alasannya, karena keduanya saling berkaitan. Fungsi jurnal pengeluaran kas sendiri yaitu untuk mencatat seluruh arus keluar kas bagi operasional usaha. Catatan atau jurnal ini, nantinya dapat memproyeksikan kemampuan finansial usaha yang berasal dari kas usaha itu sendiri. Adapun jenis-jenis pengeluaran kas yang harus dicatat dalam jurnal ini, antara lain seperti Pembayaran hutang dagang ataupun material Pembelian barang atau bisa juga penggunaan jasa yang dibayar secara tunai Pengeluaran untuk beban perusahaan seperti gaji karyawan Pembayaran setoran ke kas kecil Refund untuk barang yang dikembalikan oleh konsumen Biasanya, bukti yang dijadikan rujukan atau acuan untuk mencatat transaksi di jurnal pengeluaran ini berupa faktur dari supplier yang sudah lunas. Bukti pelunasan bisa dokumen berupa cek maupun bilyet giro. Pastikan untuk mengisi jurnal ini dengan rinci juga teliti, agar tidak susah saat memindah ke buku besar. Manfaat Pembuatan Jurnal Penerimaan dan Pengeluaran Kas Jadi, apa manfaat dari pembuatan jurnal penerimaan dan juga pengeluaran kas? Manfaatnya antara lain, yaitu Memudahkan pengelolaan dan pengawasan arus atau aliran keuangan perusahaan. Pencatatan data jauh lebih mudah, detail dan rapi. Memiliki informasi keuangan yang lengkap, sistematis dan akurat untuk dijadikan laporan keuangan sebagai dasar dari setiap kebijakan. Meminimalisir kesalahan pencatatan transaksi dan kecurangan, karena setiap jenis transaksi disertai bukti yang dapat dipertanggung jawabkan. Mencegah perubahan data. Adanya pembagian kerja yang memberi efektifitas bagi setiap divisi atau bagian. Pembuatan laporan keuangan secara berkala jadi lebih mudah. Mempermudah pengecekan kondisi keuangan. Menjadi tolok ukur atau bahan pertimbangan dalam membuat rencana bisnis ke depan. Baca juga Contoh Jurnal Umum Beserta Tahapan Pembuatannya Format Jurnal Penerimaan dan Pengeluaran Kas Masing-masing jurnal, baik penerimaan maupun pengeluaran kas, memiliki format tertentu. Jurnal penerimaan dan pengeluaran kas yang disajikan pun akan lebih tertata dan rapi. Berikut ini format yang biasa digunakan! Format Jurnal Penerimaan Kas Pada jurnal penerimaan, bisa ditambahkan beberapa entri untuk menyesuaikan frekuensi penerimaan dana atau uang tunai dari pelanggan. Selanjutnya di bagian akhir, saldo dari jurnal ini akan diringkas secara berkala untuk kemudian dipindahkan atau diposting ke dalam buku besar. Format entri jurnal penerimaan kas cash receipt journal yang sederhana dan paling sering digunakan dalam perusahaan dagang, diantaranya terdiri dari Kolom tanggal untuk mencatat kapan uang tunai tersebut masuk ke dalam kas. Kolom akun kredit, untuk mencatat nama akun sebagai tempat penerimaan uang tunai. Kolom posting reference atau referensi posting, yang isinya adalah jumlah akun di buku besar pada saat diposting. Kolom cash atau kas untuk mencatat jumlah uang tunai yang masuk atau diterima.. Kolom discount untuk mencatat jumlah potongan yang sudah disetujui ketika menerima uang tunai dari konsumen Kolom sales untuk mencatat banyaknya penjualan secara tunai. Kolom piutang, berfungsi untuk mencatat pembayaran tunai atas utang yang dimiliki konsumen kepada Anda. Kolom sundries atau macam-macam, yang isinya segala bentuk catatan tambahan terkait akun yang tidak memiliki kolom khusus. Sebagai contoh, misalnya penerimaan bunga dan lain sebagainya. Format Jurnal Pengeluaran Kas Begitu pula halnya dengan jurnal pengeluaran kas cash disbursement journal memiliki format tertentu. Dengan format inilah, catatan pengeluaran akan tersaji dengan rapi dan teratur. Dalam formatnya, akan tersedia beberapa kolom yang terdiri dari Date/tanggal- di kolom ini, Anda bisa mencatat tanggal transaksi dilakukan. Nomor Bukti- bagian yang digunakan untuk mencatat nomor terkait bukti berupa nota dan sebagainya. Keterangan- digunakan untuk mencatat penjelasan terperinci terkait transaksi yang dilakukan. Referensi- mencatat tanda terkait poin-poin yang sifatnya terhubung dengan buku besar. Kas- bagian yang difungsikan untuk mencatat setiap nilai dari tunai yang masuk. Potongan- pada kolom ini, Anda bisa menginput potongan terkait transaksi yang dilakukan. Piutang- jenis kolom lainnya yang akan digunakan untuk menuliskan setiap nilai piutang. Penjualan- kolom yang akan menginput setiap catatan dari proses penjualan. Serba-Serbi- sesuai namanya, kolom ini digunakan untuk mencatat akun lainnya selain yang telah disebutkan, misalnya sewa dan semacamnya. Baca juga Mengenal Jurnal Penyesuaian, Bonus Contoh dan Cara Membuat! Contoh Jurnal Penerimaan dan Pengeluaran Kas Bagaimana cara membuat buku kas untuk jurnal penerimaan dan jurnal pengeluaran kas? Untuk memahaminya, Anda bisa mempelajari contoh kasus yang disediakan di bawah ini. Contoh Kasus Jurnal Penerimaan Kas Cobalah untuk mencatat transaksi di bawah ini dalam bentuk jurnal penerimaan kas. Penerimaan kas di bulan Desember, Tahun 2021 sebagai berikut 9 Desember menerima Rp 700,000 dari A&Co sebagai pembayaran lunas secara penuh. 12 Desember $5000 diterima dari Sam&Co dengan diskon sebesar Rp 75,000. 20 Desember perusahaan menerima Rp 500,000 dari pihak A&Co terkait kredit barang dengan diskon RP 50,000. 27 Desember mendapatkan uang kas Rp 500,000 dari penjualan alat kantor. 30 Desember penerimaan tunai Rp 5,000,000 dari Beauty C dengan diskon hingga Rp 50,000. Cara membuat pencatatan jurnal penerimaan kas cash receipt journal dengan contoh di atas adalah Baca juga Cara Pembuatan Catatan Buku Pemasukan dan Pengeluaran Contoh Kasus Jurnal Pengeluaran Kas Selanjutnya, mari memahami studi kasus terkait pengeluaran suatu kas perusahaan. Dengan menilik kasusnya langsung, Anda pun bisa memahaminya secara mudah. Transaksi pengeluaran sejak tahun 2021, bulan Desember. Tanggal 7 Desember, terjadi transaksi terkait pembelian produk/barang yang sifatnya tunai, sebesar rupiah dari toko ABC. Tanggal 12 Desember, transaksi return barang karena ada cacat ataupun semacamnya, mengeluarkan biaya sebesar rupiah. 15 Desember, perusahaan melakukan transaksi terkait pelunasan piutang yang dimiliki perusahaan sebesar rupiah dengan pihak A&Co. 22 Desember, perusahaan kembali melakukan transaksi pembelian tunai untuk perlengkapan kantor, sebesar rupiah di Office Shop. Tanggal 27 Desember, adanya transaksi terkait pembayaran beban yang jumlahnya mencapai rupiah. Cara membuat pencatatan jurnal pengeluaran kas cash disbursement journal dengan contoh di atas adalah Pencatatan Transaksi Minim Kesalahan dengan Aplikasi Keuangan Mekari Jurnal Penggunaan software akuntansi online terbaik tentu akan dapat memudahkan Anda dalam melakukan pencatatan transaksi keuangan untuk memiliki berbagai laporan sesuai kebutuhan perusahaan Anda. Selain itu Mekari Jurnal juga memiliki akses data yang sangat fleksibel untuk bisa dilihat kapan saja dan di mana saja secara real time dengan tingkat keamanan yang setara dengan Bank. Anda bisa mendapatkan segala kemudahan dalam mengatur dan mencatat keuangan bisnis dalam bentuk laporan yang rapi dan terstruktur. Informasi lebih lanjut tentang Jurnal, bisa Anda dapatkan di sini. Anda juga bisa dapat mencoba sendiri dengan hubungi sales kami, dengan klik tombol di bawah ini. Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang! atau Jadwalkan Demo Ke Sales Jurnal Sekarang! Demikianlah ulasan terkait jurnal penerimaan kas cash receipt journal dan jurnal pengeluaran kas cash disbursement journal, mulai dari definisi hingga contohnya dalam kasus. Dengan adanya contoh format jurnal, baik penerimaan maupun pengeluaran dapat disajikan dengan rapi dan terperinci. Selain itu, akan lebih mudah terawasi dan terkontrol pihak perusahaan.
laporan penerimaan barang kantor disebut juga